Hi!
Melanjutkan kisah taaruf saya di bulan saya menikah, Januari. Setahun setelah pernikahan, saya baru sempat melanjutkan setelah melewati 2020 dengan penuh bahagia dan tangis kesedihan. Untuk memulai awal tahun 2021 ini dengan cerita flashback part dari kisah taaruf saya.
Akhir tahun 2019, Ibu memutuskan untuk pindah rumah ke rumah satunya yang lebih dekat dengan saudara saya lainnya. Nah untuk menghemat keuangan juga, maka selametan rumah baru digabung jadi satu dengan pengajian untuk pernikahan saya. Jaraknya cukup jauh dari tanggal pernikahan, sekitar dua minggu. Tanggal ini dipilih juga setelah kesepakatan dan ketersediaan waktu para kakak. Maklum saya anak terakhir jadi harus menyesuaikan jadwal para kakak yang sudah terkoordinir dengan waktu taaruf relatif sempit.
Pengajian itu dilaksanakan di hari Minggu pagi dengan hanya mengundang saudara, tetangga, dan ibu ibu pengajian. Nah di waktu acara inti nanti keluarga saya tidak mau repot bawa barang berbagai macam karena nantinya saya juga tidak bisa banyak membantu dalam mengurus Papa saat acara berlangsung, maka diputuskan seserahan untuk saya diantarkan ke rumah pada saat pengajian.
Pagi itu, saya lupa tepatnya jam berapa, saya sudah berpakaian rapi. Tibalah mas Wasiq dan Umi berkendara mobil dan membawa berbagai seserahan. Saya cukup terkejut, banyak sekali yang dibawa. Tentu saja kami tidak berjumpa saat itu. Bahkan sekedar foto pun, kami tidak satu frame. Ketika difoto ada mas Wasiq, saya naik ke atas dan ketika saya ada difoto, mas Wasiq pergi keluar rumah. Lucu memang kalau di ingat. Tapi bisa memberikan cerita tersendiri nantinya untuk anak cucu.
Sebelum dimulai seserahan yang sebelumnya ada di ruang tengah dipindah dulu ke kamar Papa Ibu yang kebetulan berada di lantai satu. Acara berlangsung, hanya dimulai langsung dengan doa dan mengaji, dilanjutkan ramah tamah.
Alhamdulillah pengajian berjalan dengan lancar. Setelah semua tamu pulang, saatnya memindahkan seserahan ke kamar saya di lantai atas. Karena ada keponakan, akhirnya saya dibantu mereka untuk memindahkannya. Dan tentu saja perpindahan ini tidak akan berjalan mulus. Disebabkan salah satu seserahan yang sudah di hias dengan baik, sudah dibongkar oleh mereka. Belum sempat saya foto padahal tapi ya sudah mau gimana lagi kan.
Untuk part pengajian ini tidak banyak yang bisa saya ceritakan. Bukan karena malas tapi memang tidak ada yang bisa saya ulas panjang lebar. Yang pasti pada saat itu, saya berdoa agar semua keputusan dan pilihan saya ini berjalan lancar hingga hari H, serta kepindahan ke rumah baru ini dapat memberikan keberkahan untuk kami semua.
With love,
Annisa Nurlaili