Japanese Traditional House Maket
22.56
Kalo bisa dibilang yang namanya cewek pasti ogah bersentuhan dengan alat-alat besar atau kasar apalagi memiliki fungsi memotong misalnya gergaji. Apalagi ketika harus bersentuhan dengan mesin amplas. Pasti kebanyakan ogah untuk berdekatan. Entah alasannya berdebu lah, kotor lah, dan lain-lain. Dan sebenarnya sih saya juga tidak membayangkan untuk bisa melakukan kerja tenaga lelaki ini, tidak terlalu ke lelaki banget juga kok (baca: lebay). tapi memang dibutuhkan mental dan tenaga yang dibilang cukup kuat karena ketika terjadi kegagalan kecil ataupun yang signifikan, kita harus sabar, telaten, serta tenaga tambahan untuk membuatnya dari awal atau kita harus mengakalinya sedemikian rupa agar tidak membuang bahan yang ada. Salah satunya tugas kuliah semester 4 ini dengan mata kuliah Modelling. Tugas kali ini membuat maket rumah jepang. Jadi, setiap anak harus menentuka rumah jepang seperti apa yang akan dibuat. Nanti rumahnya akan disusun sebelahan atau depannya sehingga ketika digabung itu terlihat seperti sebuah jalan atau gang atau sebuah kampung. Oh ya, tugas ini dikerjakan selama 1 semester penuh sehingga tidak ada ujian tulis.
Rumah jepang kuno yang mewah adalah yang saya pilih untuk tugas ini. Mengerjakan tugas tapi seperti sedang mainan. Kalo anak-anak kan juga ada tuh mainan buat rumah-rumahan entah itu dari pasir atau balok-balok an (seperti punya saya dulu pas kecil) atau yang mengikuti zaman sekarang, namanya lego. Kalo saya mah dari triplek dan balok kayu plus interiornya pula. Pertama-pertama dalam pembuatan harus membuat alasnya yang digunakan untuk menopang rumah serta sebagian daerah dari alas ini akan dijadikan jalan seperti yang sudah diatur dari awal pertemuan. Dan dari awal pembuatan sudah bertemu alat-alat besar, seperti mesin amplas (untuk melihat seperti apa, klik disini) dan gergaji, diantaranya circle saw machine (klik disini) dan scroll saw (klik disini). Harus benar-benar hati-hati dalam pemakaiannya kalo tidak, bisa terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan. Selain menggunakan alat-alat tadi, dibutuhkan beberapa dempulan pada kayu karena kayu tidak selalu mulus.
Bagian alas sudah beres selanjutnya buat kerangka rumah seperti jendela dan pintu. Jangan lupa ukuran yang pas sebelum memulai membuatnya. Selain itu juga harus membuat halaman rumahnya seperti pohon dan kolam. Sebenarnya saya sama sekali tidak tahu bagaimana bentuk rumah Jepang itu sendiri karena saya juga tidak ada pikiran browsing tentang Jepang sebelum-sebelumnya (baca: males). Saat saya browing pun saya masih tidak paham. Bahkan sempat beberapa kali harus dijelaskan dan diterangkan berulangkali hehe.
Penampakan kerangka rumah yang kalo dilihat langsung banyak yang tidak lurus, tidak siku (baca: miring). Nah bagian jendela yang putih-putih itu sama bagian ventilasi udara yang kotak-kotak atas itu saya memotongnya pakai cutter lho. Perjuangannya disitu, apalagi celah antar jendela cuma 0.6 atau 0.7cm aja (mata harus tajam).
Kalo yang ini buat kotak-kotak dari triplek juga untuk membuat atap.
Hasil jadinya. Tidak seberapa bagus. Namun harus thanks to lah sama teman-teman seperjuangan yang sudah membantu saya
Oh ya, pagar yang terbuat dari bambu ini memang asli bambu beneran. Bahkan saya dan Fenny) rela berangkat jam 6 pagi di hari Minggu untuk mengambil dan memotong (baca: mencuri hiks) bambu.
Ada air mancur tradisional ala Jepang, tapi sayang pas nempelinnya miring. Oh ya, batu putih yang jadi tumpuan air mancur ini sebenarnya juga mengambil lho dari halaman kampus hehe
0 komentar